Beranda | Artikel
Syarhus Sunnah: Sikap pada Sahabat Nabi
Selasa, 10 Maret 2020

Bagaimana sikap seorang muslim pada sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,

وَيُقَالُ بِفَضْلِ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَهُوَ أَفْضَلُ الخَلْقِ وَأَخْيَرُهُمْ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Dan dikatakan tentang keutamaan Khalifah (pengganti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu adalah manusia terbaik dan terpilih sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

 

Siapa itu sahabat Nabi?

Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam kitab sahihnya (3:1333) berkata,

وَمَنْ صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ رَآهُ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَهُوَ مِنْ أَصْحَابِهِ

“Siapa saja yang bersahabat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau melihat beliau dari kaum muslimin, maka ia termasuk sahabat.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata bahwa perkataan Imam Al-Bukhari adalah pendapat Imam Ahmad dan kebanyakan ulama hadits. Perkataan Imam Bukhari “dari kaum muslimin”, berarti setiap yang bersama beliau atau melihatnya dari orang kafir tidak termasuk sahabat. Adapun yang masuk Islam setelah beliau meninggal dunia juga tidak termasuk sahabat sebagaimana pendapat mu’tamad. Demikian disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari, 4:7.

Al-Hafizh Al-‘Iraqi rahimahulalh ketika mendefinisikan sahabat, beliau mengatakan,

الصَّحَابِيُّ مَنْ لَقِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْلِماً ثُمَّ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ ؛ لِيَخْرُجَ مَنِ ارْتَدَّ وَمَاتَ كَافِراً

“Sahabat Nabi adalah siapa saja yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan Islam dan mati dalam keadaan Islam. Dari definisi berarti tidak termasuk sahabat Nabi, mereka yang murtad atau mati dalam keadaan kafir.”

Sedangkan yang melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadan kafir kemudian masuk Islam setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, maka tidak termasuk dalam istilah sahabat Nabi. Demikian menurut pendapat yang masyhur, contoh dalam hal ini adalah utusan Qaishar. Inilah yang disebutkan dalam Syarh At-Tabshirah wa At-Tadzkirah, hlm. 205.

Apa ada di antara kalangan jin yang termasuk sahabat Nabi?

وقال ابن حجر رحمه الله – عند كلامه في تعريف الصحابي – : ” أما الجن فالراجح دخولهم ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم بعث إليهم قطعا , وهم مكلفون , فيهم العصاة والطائعون , فمن عرف اسمه منهم لا ينبغي التردد في ذكره في الصحابة ” انتهى من ” فتح الباري ” ( 7 / 4 ) . 

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan bahwa sesuai dengan definisi sahabat, jin juga termasuk dalam sahabat menurut pendapat yang terkuat. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diutus kepada mereka. Para jin juga termasuk mukallaf (yang dibebani syariat). Di antara jin ada yang ahli maksiat, ada yang ahli taat. Siapa saja yang masuk dalam definisi sahabat, maka ia termasuk sahabat. Lihat Fath Al-Bari, 4:7.

 

Berapa jumlah sahabat nabi?

Tidak bisa dipastikan jumlah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena mereka berada di berbagai daerah. Dan juga tidak ada satu kitab pun yang menyebutkan satu per satu nama sahbat yang telah masuk Islam dan lahir dalam keadaan Islam. Sebagaimana kata Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ia ketinggalan dari perang Tabuk,

وَالْمُسْلِمُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَثِيرٌ وَلَا يَجْمَعُهُمْ كِتَابٌ حَافِظٌ

Kaum muslimin yang hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu amat banyak, tidak ada satu pun kitab yang bisa mengumpulkan nama-nama mereka.” (HR. Bukhari, no. 4418 dan Muslim, no. 2769)

Al-Hafizh Abu Zur’ah Ar-Razi (guru dari Imam Muslim) menyebutkan jumlah sahabat Nabi adalah 114.000. Hal ini diriwayatkan oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Al-Jami’, 2:293.

 

Baca juga: 

 


 

Diselesaikan di Jogja, 10 Maret 2020 (15 Rajab 1441 H)

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumasyho.Com

 

 


Artikel asli: https://rumaysho.com/23508-syarhus-sunnah-sikap-pada-sahabat-nabi.html